Memetri Wiji Dadi


Prosesi acara memetri wiji dadi di kesesi pekalongan

Mitoni merupakan tradisi selamatan atas usia kehamilan yang sudah memasuki usia tujuh bulan. Mitoni berasal dari suku kata Pitu atau tujuh. Tradisi ini umum dilakukan pada masyarakat Jawa. Mitoni juga biasa disebut tingkeban. Meskipun begitu, pitu juga dapat diartikan sebagai pitulungan yang artinya adalah pertolongan, di mana acara ini merupakan sebuah doa agar pertolongan datang pada ibu yang sedang mengandung. Selain mohon doa akan kelancaran dalam bersalin, acara mitoni ini juga disertai doa agar kelak si anak menjadi pribadi yang baik dan berbakti.

Nah, di kabupaten Pekalongan khususnya di kecamatan Kesesi ada sebuah "ritual" mitoni namanya " Memetri Wiji Dadi ". Memetri adalah bahasa jawa yang artinya menjaga atau memelihara, Wiji adalah Benih, sementara Dadi berarti Jadi. Sehingga dapat dimaknai, Memelihara atau menjaga Benih agar Dadi atau Jadi.

Ini memang budaya yang dimodifikasi. Tingginya angka kematian Ibu dan bayi di kabupaten Pekalongan, menjadikan pemangku kebijakan merasa terpanggil dan prihatin sehingga perlu ada upaya, minimal sosialisasi tentang menjaga keselamatan Ibu dan Bayi.

Secara ritual acara Memetri Wiji Dadi hampir sama dengan mitoni, ada acara Siraman, Brojolan, Mecah Cengkir ( kelapa yang masih sangat muda ) dan seterunya. Hanya saja yang membedakan adalah, di acara ini disisipi pembacaan ayat Al Qur'an yaitu surat Yusuf dan Surat Maryam.

Tidak ada komentar

Tanggapan Anda Tentang Berita Ini ?

Diberdayakan oleh Blogger.