BRI Peduli Gerakan Anti Sampah, Yok Kita Gas

BRI Peduli Gerakan Anti Sampah, Yok Kita Gas

KFM PEKALONGAN, KAJEN - Pedagang dan pembeli di Pasar Kesesi Kabupaten Pekalongan diajak menjaga kondisi pasar agar tetap sehat dan bersih selalu. Salah satunya dengan ikut memanfaatkan sampah pasar agar bisa dikelola menjadi duit. Melalui program BRI Peduli Gerakan Anti Sampah ''Yok Kita Gas'' di Pasar Tradisional Kesesi, pedagang diajarkan mengolah sampah.

Kegiatan itu merupakan bagian program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) BRI yang terus melakukan berbagai inisiatif dalam mengatasi persoalan sampah. Selanjutnya melalui program-program yang secara nyata dapat membantu mengatasi masalah sampah di wilayah perkotaan atau wilayah padat penduduk, seperti di pasar tradisional.

Baca Juga :

Warga Pemalang Edarkan Uang Palsu Di Kandangserang

BRI Peduli Gerakan Anti Sampah di Pasar Tradisional Kesesi juga menyalurkan bantuan berupa penyediaan tempat sampah terpilah, mesin daur ulang sampah, pemberian tas belanja (shopping bag) hingga diskon harga sejumlah barang kepada pembeli. Kemudian melaksakan kegiatan pelatihan pengelolaan sampah dan bersih-bersih pasar, sebagai bentuk dukungan untuk menjaga kondisi lingkungan pasar yang sehat.

''Diharapkan, Pasar Kesesi menjadi pasar yang sehat dan menjadi percontohan bagi pasar-pasar lainnya di Pekalongan. Kami terus mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah, sehingga lingkungan pasar dapat terjaga,'' jelas Handaru Sakti,CEO Regional Office BRI Semarang, Kamis (16/2/2023).

Baca Juga :

Lomba Burung Berkicau, Peserta Membludak

Handaru menambahkan, gerakan ini sekaligus menyukseskan Hari Peduli Sampah yang diperingati setiap tanggal 21 Februari 2023. Kegiatan tersebut dilakukan di berbagai pasar di beberapa wilayah di Indonesia antara lain wilayah Semarang, Malang, Bandung, Surabaya dan Denpasar.

''BRI Peduli juga turut mendukung aktivitas di pasar sebagai pusat ekonomi masyarakat, dengan menyalurkan bantuan sarana prasarana pengembangan bagi 12 pasar tradisional di Kabupaten Pekalongan,'' ungkapnya.

Adapun sesuai arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), program TJSL atau CSR BUMN, diharapkan dapat fokus dan berdampak positif bagi lingkungan. Sampah yang dibuang diharapkan dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik. Kemudian didaur ulang menjadi industri kertas, dimanfaatkan untuk campuran aspal, bahan baku plastik atau untuk jenis organik, bisa dikelola menjadi kompos atau sumber energi listrik.

Baca Juga :

Kejari Kabupaten Pekalongan Kembalikan Uang Mafia Pupuk 1,2 Miliar

''Pengelolaan sampah yang berkelanjutan pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat, energi bersih dan terjangkau, serta membantu penanganan perubahan iklim,''imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Pekalongan, Susanto Widodo mengapresiasi CSR peduli gerakan anti sampah dari BRI. Harapanya, Pasar Kesesi sebagai proyek percontohan bisa diikuti secara menyeluruh oleh pasar tradisional lainnya di Kabupaten Pekalongan.

''Ini perlu dalam memberikan edukasi kepada pedagang dan pembeli di Pasar Kesesi tentang hidup bersih dan sehat. Sekaligus sesuai dengan slogan Bupati Pekalongan, ''Pasar Resik, Rejeki Apik''. Semoga program ini dapat diikuti pasar tradisional lainnya,'' tandasnya.

Tidak ada komentar

Tanggapan Anda Tentang Berita Ini ?

Diberdayakan oleh Blogger.