Situs Resmi Kartu Kuning Pekalongan Diretas, Alihkan Pengguna ke Situs Judi Online
KFM PEKALONGAN, KAJEN — Keamanan layanan publik digital kembali diuji. Aplikasi SIGAP milik Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Pekalongan, yang melayani pembuatan kartu pencari kerja (AK1) secara daring, menjadi korban peretasan. Ironisnya, saat warga mencoba mengakses layanan, mereka justru dialihkan ke situs judi online.
Peristiwa ini pertama kali mencuat ke publik lewat sebuah video berdurasi 24 detik yang diunggah di akun media sosial Facebook Pekalongan INFO. Dalam video tersebut, tampak pengguna gagal login ke situs SIGAP dan justru diarahkan ke laman berisi konten perjudian.
"Min, saya mau bikin kartu kuning di web SIGAP, tapi pas login masuk ke situs judol," ujar salah satu warga bernama Aboy dalam tangkapan layar yang turut disertakan dalam unggahan tersebut.
Penjabat Sekda Kabupaten Pekalongan, Edy Herijanto, membenarkan bahwa situs SIGAP telah diretas. Berdasarkan laporan awal, serangan ini tergolong deface, yaitu teknik peretasan yang mengubah isi dan tampilan situs.
Baca juga: Tak Menunggu Dari Pusat, Bupati Fadia Tancap Gas Atasi Rob Pekalongan
"Ya, itu diretas. Kami sendiri juga tidak tahu bagaimana bisa sampai sejauh itu. Tapi begitu menerima laporan dari masyarakat, baik melalui media sosial maupun WhatsApp, langsung kami tindak lanjuti," ungkap Edy, Kamis (12/6/2025).
Pemkab langsung berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk menangani sisi teknis dan memulihkan sistem.
Meski sistem utama terdampak, Edy memastikan layanan pembuatan kartu AK1 tetap berjalan. Untuk sementara, masyarakat bisa menggunakan aplikasi alternatif nasional Siap Kerja yang bisa diakses melalui situs https://siapkerja.kemnaker.go.id atau langsung di Mal Pelayanan Publik (MPP) setempat.
Baca juga: ITSNU Pekalongan Dorong Mahasiswa Tembus Pasar Global Lewat Kerja Sama Taiwan
"Kami tetap melayani. Untuk sementara, kami gunakan aplikasi Siap Kerja. Jadi masyarakat tetap bisa mengurus AK1 seperti biasa," jelas Edy.
Ia juga menegaskan pentingnya sistem digital karena dinilai lebih efisien dibandingkan layanan manual.
"Kami lebih memilih tetap menggunakan sistem aplikasi karena pelayanan manual itu lambat, kurang efisien, dan terlalu banyak membutuhkan tatap muka," ujarnya.
Hingga kini, Disnaker dan Kominfo masih melakukan investigasi terkait celah keamanan yang dimanfaatkan oleh pelaku. Dugaan awal mengarah pada serangan eksternal. Edy menyebut bahwa laporan dari masyarakat mulai meningkat dalam dua hari terakhir.
"Kami belum tahu sejak kapan tepatnya ini terjadi, tapi dua hari terakhir mulai banyak laporan masuk," pungkas Edy.
Komentar Anda