Tinggal Di Bekas Kandang Sapi, Bantuan Untuk Chorib Mulai Berdatangan



PANINGGARAN - Setelah diberitakan oleh banyak media di Kabupaten Pekalongan, ahirnya bantuan untuk keluarga Chorib-Koyi warga Desa Lumeneng Kecamatan Paninggaran yang tinggal di bekas Kandang Sapi mulai berdatangan. Selain sembako, banyak donatur yang menyumbang dalam bentuk uang dan barang. 

Bantuan tersebut diantaranya dari Kecamatan Paninggaran, Polsek, Dinas Sosial, BPBD Kabupaten Pekalongan. Kemudian dari desa desa yang secara sukarela mengumpulkan uang untuk memberikan sumbangan. 

Bahkan bertepatan dengan peringatan Hari  Bhakti Adhyaksa, Kejaksaan Negeri (KEJARI) Kabupaten Pekalongan ikut membantu keluarga Chorib-Koyi yang sudah tinggal di bekas kandang sapi selama tiga tahun.

Didampingi Camat Paninggaran, Arofah dan Kepala Desa Lumeneng, jajaran Kejaksaan Negeri Kabupaten Pekalongan menyempatkan datang dan memberikan bantuan langsung kepada Chorib dan keluarga. 

"Alhamdulillah banyak yang membantu, kemarin dapat dari desa, kecamatan, Polsek, Dinas dan tadi dari pak Jaksa (kejaksaan)," ucap Chorib. 

Ketua Baksos Kejaksaan Negeri Kabupaten Pekalongan Adi Wibowo menyampaikan, pihaknya sedang merayakan Hari Bhakti Adhyaksa tahun 2020 sehingga sangat tepat beranjangsana ke Desa Lumeneng, Kecamatan Paninggaran. Ia ke lokasi untuk melihat secara langsung kondisi yang ada.

''Kami dengar masih ada keluarga yang menempati rumah bekas kandang sapi sehingga langsung mengagendakan menggelar kegiatan sosial di sini. Ini kita lakukan baksos dalam rangka hari Bhakti Adhyaksa. Mudah-mudahan bantuan ini dapat bermanfaat untuk keluarga, " ujarnya. 

Sementara itu Kepala Desa Lumeneng Kecamatan Paninggaran, Urip Widodo menyampaikan untuk bantuan selama ini dilakukan oleh warga setempat dengan gotong royong. Sedangkan bantuan resmi dari pemerintah,  dirinya sendiri terbentur dengan administrasi kependudukan keluarga Chorib. Menurutnya, Chorib bersama keluarga sudah tiga tahun kembali lagi ke desa setempat, namun belum tercatat resmi sebagai warga desa setempat. Sehingga untuk bantuan pemerintah terbentur dengan administrasi berupa KTP. Hanya saja dirinya bersama warga tetap membantu bergotong royong.

"Ya seperti ini kondisinya. By name baru ada dua hari ini. Maksudnya, KTP,  baru ada dua hari ini, itupun setelah diusahakan ada," jelasnya.

Urip menambahkan, pihaknya akan segera mengusulkan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) untuk membuat rumah Chorib menjadi layak huni.(Nk)

Tidak ada komentar

Tanggapan Anda Tentang Berita Ini ?

Diberdayakan oleh Blogger.